Dismenore merupakan salah satu keluhan yang paling umum dijumpai. Dismenore didefinisikan sebagai nyeri kram pada perut bagian bawah yang terjadi dengan atau sebelum menstruasi. Dismenore dibedakan menjadi dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer merupakan nyeri perut bagian bawah yang normal terjadi. Sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri karena suatu keadaan patologis atau penyakit. Angka kejadian dismenore berkisar antara 20% hingga 90%.
Dismenore primer secara normal terjadi karena pelepasan prostaglandin dan leukotrien (pemicu nyeri) ke dalam cairan menstruasi, memicu respon inflamasi. Sedangkan penyebab dari dismenore sekunder antara lain, stenosis serviks, endometriosis, infeksi pelvik, polips uterin atau serviks, dll.
Pilihan terapi awal dismenore dipengaruhi oleh apakah wanita tersebut sedang merencanakan hamil atau tidak. Oleh karena itu, beberapa terapi non-farmakologi bisa menjadi pilihan. Terapi non farmakologi yang bermanfaat untuk mengatasi dismenore, antara lain olahraga, mengkonsumsi banyak sayuran dan makanan rendah lemak, serta kompres hangat pada perut bagian bawah. Perubahan pola makan ini dapat memperpendek lamanya dismenore. Karena terapi non farmakologi ini tidak menyebabkan efek sistemik (bekerja di seluruh tubuh), terapi ini sering dikaitkan dengan sedikit hingga tidak ada risiko yang merugikan dibandingkan terapi farmakologi (dengan obat).
Secara umum, ketika dismenore muncul, maka terapi non farmakologi merupakan pilihan pertama. Bila ternyata tidak efektif, obat-obat golongan AINS (Antiinflamasi Non Steroid) seperti asam mefenamat dan ibuprofen, menjadi pilihan. Namun, perlu diperhatikan, karena obat-obat golongan AINS bersifat asam yang dapat mengiritasi lambung, maka obat ini harus ditelan bersama makanan atau susu untuk mengurangi efek tersebut. Bila AINS tidak efektif, maka Anda perlu berkonsultasi dengan dokter.