Fakta tentang Osteoporosis
Osteoporosis
adalah suatu kondisi ketika tulang melemah dan lebih mudah patah. Patah
tulang karena osteoporosis dapat menyebabkan nyeri, cacat, bahkan
kematian. Osteoporosis adalah ancaman kesehatan utama + 44 juta warga Amerika dan 68% diantaranya adalah wanita. Faktor risiko osteoporosis antara lain:
- Memiliki tubuh kurus
- Mempunyai riwayat keluarga yang mengalami osteoporosis atau patah tulang setelah berusia 50 tahun
- Terlambat menopause atau mengalami menopause dini
- Mengalami periode mentruasi yang tidak normal
- Menggunakan obat-obat tertentu, seperti golongan glukokortikoid untuk jangka panjang
- Tidak mendapat cukup kalsium
- Tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup
- Mengkonsumsi terlalu banyak alkohol
Osteoporosis seringkali dapat dicegah. Osteoporosis adalah “silent disease”,
disebut demikian karena dapat berkembang selama beberapa tahun tanpa
menimbulkan gejala hingga patah tulang terjadi. Osteoporosis sering
disebut sebagai penyakit anak-anak namun baru diterima konsekuensinya
setelah berusia lanjut. Hal ini karena, bila sejak anak-anak sudah
dibangun tulang yang sehat maka akan dapat membantu mencegah
osteoporosis dan patah tulang di usia senja. Namun, tidak ada kata
terlambat untuk membangun tulang yang sehat dan kuat.
Hubungan Merokok dan Osteoporosis
Merokok
pertama kali diidentifikasi sebagai faktor risiko oteoporosis selama
lebih dari 20 tahun yang lalu. Studi-studi baru telah menunjukkan
hubungan langsung antara penggunaan tembakau dengan berkurangnya
kepadatan tulang. Menganalisis pengaruh merokok pada kesehatan tulang
itu sulit. Ini sulit untuk menentukan apakah berkurangnya kepadatan
tulang itu dikarenakan merokok atau faktor risiko lainnya yang umum
diantara perokok. Contohnya, dalam banyak kasus perokok lebih kurus
dibandingkan orang yang tidak merokok, kurang aktif secara fisik, dan
mempunyai pola makan yang buruk. Wanita yang merokok juga cenderung
untuk mengalami menopause dini dibandingkan dengan wanita yang tidak
merokok. Faktor-faktor ini menempatkan banyak perokok pada peningkatan
risiko osteoporosis.
Selain itu, sebagian besar studi
yang meneliti efek merokok mengatakan bahwa merokok dapat meningkatkan
risiko mengalami patah tulang. Sebagai contohnya:
- Semakin lama Anda merokok dan semakin banyak rokok yang dikonsumsi, maka semakin besar risiko Anda mengalami patah tulang pada usia senja.
- Perokok yang mengalami patah tulang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh dibandingkan bukan perokok dan mungkin mengalami lebih banyak komplikasi selama proses penyembuhan
- Berkurangnya massa tulang yang signifikan ditemukan pada wanita dan pria lansiayang merokok
- 1 studi menunjukkan bahwa mejadi perokok pasif pada usia dewasa awal dapat meningkatkan risiko berkurangnya massa tulang
- Wanita yang merokok sering kurang menghasilkan estrogen dan cenderung mengalami menopause dini dibandingkan bukan perokok, sehingga meningkatkan risiko berkurangnya massa tulang
Berhenti
merokok nampaknya dapat mengurangi risiko rendahnya massa tulang dan
patah tulang. Akan tetapi, tetap membutuhkan waktu beberapa tahun untuk
mantan perokok menurunkan risiko osteoporosis.