Monday, February 1, 2016

Benarkah Merokok Menyebabkan Osteoporosis?

Ads336x280

Fakta tentang Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu kondisi ketika tulang melemah dan lebih mudah patah. Patah tulang karena osteoporosis dapat menyebabkan nyeri, cacat, bahkan kematian. Osteoporosis adalah ancaman kesehatan utama + 44 juta warga Amerika dan 68% diantaranya adalah wanita. Faktor risiko osteoporosis antara lain:
    • Memiliki tubuh kurus
    • Mempunyai riwayat keluarga yang mengalami osteoporosis atau patah tulang setelah berusia 50 tahun
    • Terlambat menopause atau mengalami menopause dini
    • Mengalami periode mentruasi yang tidak normal
    • Menggunakan obat-obat tertentu, seperti golongan glukokortikoid untuk jangka panjang
    • Tidak mendapat cukup kalsium
    • Tidak melakukan aktivitas fisik yang cukup
    • Mengkonsumsi terlalu banyak alkohol
Osteoporosis seringkali dapat dicegah. Osteoporosis adalah “silent disease”, disebut demikian karena dapat berkembang selama beberapa tahun tanpa menimbulkan gejala hingga patah tulang terjadi. Osteoporosis sering disebut sebagai penyakit anak-anak namun baru diterima konsekuensinya setelah berusia lanjut. Hal ini karena, bila sejak anak-anak sudah dibangun tulang yang sehat maka akan dapat membantu mencegah osteoporosis dan patah tulang di usia senja. Namun, tidak ada kata terlambat untuk membangun tulang yang sehat dan kuat.


Hubungan Merokok dan Osteoporosis
Merokok pertama kali diidentifikasi sebagai faktor risiko oteoporosis selama lebih dari 20 tahun yang lalu. Studi-studi baru telah menunjukkan hubungan langsung antara penggunaan tembakau dengan berkurangnya kepadatan tulang. Menganalisis pengaruh merokok pada kesehatan tulang itu sulit. Ini sulit untuk menentukan apakah berkurangnya kepadatan tulang itu dikarenakan merokok atau faktor risiko lainnya yang umum diantara perokok. Contohnya, dalam banyak kasus perokok lebih kurus dibandingkan orang yang tidak merokok, kurang aktif secara fisik, dan mempunyai pola makan yang buruk. Wanita yang merokok juga cenderung untuk mengalami menopause dini dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Faktor-faktor ini menempatkan banyak perokok pada peningkatan risiko osteoporosis.

Selain itu, sebagian besar studi yang meneliti efek merokok mengatakan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko mengalami patah tulang. Sebagai contohnya:
    • Semakin lama Anda merokok dan semakin banyak rokok yang dikonsumsi, maka semakin besar risiko Anda mengalami patah tulang pada usia senja.
    • Perokok yang mengalami patah tulang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh dibandingkan bukan perokok dan mungkin mengalami lebih banyak komplikasi selama proses penyembuhan
    • Berkurangnya massa tulang yang signifikan ditemukan pada wanita dan pria lansiayang merokok
    • 1 studi menunjukkan bahwa mejadi perokok pasif pada usia dewasa awal dapat meningkatkan risiko berkurangnya massa tulang
    • Wanita yang merokok sering kurang menghasilkan estrogen dan cenderung mengalami menopause dini dibandingkan bukan perokok, sehingga meningkatkan risiko berkurangnya massa tulang
Berhenti merokok nampaknya dapat mengurangi risiko rendahnya massa tulang dan patah tulang. Akan tetapi, tetap membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mantan perokok menurunkan risiko osteoporosis.

sumber: WebMD